Wayanggolk purwawayang golek purwa biasana ngagunakeun carita ramayana jeung mahabarata.3. Untuk menyebut seni padalangan wayang golek. Kamaheran dalang dina ngaguar carita, ngigelkeun wayang, nepikeun palasipah atawa ngabodor, ilaharna jadi takeran dipikaresep henteuna hiji pagelaran wayang ku . Tugas bahasa sunda carita wayang. Sebutkeunnu kaasup kana carita galur jeung carangan, dina dina Rama yana jeung Mahabarata! 7. Sebutkeun dalang-dalang sohor anu nyebarkeun carita wayang ngali watan pagelaran wayang golék! 8. Sebutkeun rupa-rupa pagelaran wayang! 9. Jéntrékeun kalawan singget, ringkesan Ramayana jeung Mahabarata! 10. Carita wayang ukur pragmén tina Mahabarata atawa Ramayana. Upamana lalakon wayang Tégal Kurusétra, ukur nyaritakeun perangna antara Pandawa jeung Kurawa di Kurusétra. • Dimodifikasi tina carita aslina. • Dipintonkeun minangka media hiburan dina pintonan wayang golék, wayang kulit, atawa wayang orang. • Geus kaserepan unsur Islam. Sundalain ngan ukur ngagunakeun wiracarita Mahabarata jeung Ramayana, carita ngeunaan raja-raja Jawa, atawa carita-carita anu sipatna fiksi. wayang oge mintonkeun carita nu asalna tina sajarah. wayang nu mibanda penampilan ieu disebut wayang sajarah Sunda Carita Wayang anu datangna ti India the ngabogaan dua wanda - Indonesia: Kisah wayang yang berasal dari India memiliki dua suasana ep. Terjemahan dari Bahasa Sunda ke Indonesia sebuah. Walmiki dan Mahabharata b. Wyasa dan Ramayana c. Ramayana dan Mahabarata d. Ramayana dan Walmiki e. Mahabharata dan Wyasa AssalamualaikumWr.Wb Simkuring bade ngumpulkeun tugas medarkeun carita wayang dina bahasa sunda sacara singget.Judul Carita : MahabarataWasta : Non Sarah Am SilsilahMahabharata. Oleh hery_wae 22:32 2 komentar. Silsilah Mahabarata Versi Pustaka Raja Purwa (Indonesia) Silakan baca pula : Ringkasan Cerita Mahabarata. Baca Juga. Cerita Wayang Gatotkaca Lahir. Caranggana, Bambang. Pamuksa (Tremboko dan Pandu Gugur) Silsilah Mahabarata Versi India. Mahabarata(Sansakerta: महाभारत) nyaéta hiji karya sastra buhun anu cenah ditulis ku Bagawan Abiyasa atawa Vyasa ti India.Buku ieu diwangun ku dalapan belas buku, mangka dingaranan Astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa = buku). Tapi, aya ogé anu percaya yén carita ieu saéstuna mangrupa kumpulan ti réa carita anu asalna mencar, anu dikumpulkan saprak abad ke-4 saméméh CARITAWAYANG RAMAYANA BAHASA SUNDA. Ramayana Kacarioskeun Rama anu nuju mileuweungan, disarengan ku istrina, Déwi Sinta, sareng raina, Lasmana. Di hiji leuweung, Déwi Sinta kapincut ku hiji kijang (Kidang Kancana). Padahal éta téh kijang kajajadén, supados Rama sareng Lasmana bongoh. Pandawalima dina carita wayang, aya anu disebut pandawa lima. Cerita wayang atau dalam sastra sunda disebut carita wayang adalah cerita. Carita wayang ramayana keajaibandunia web id,. Ieu téh jujuluk pikeun lima satria, putra prabu pandu déwata. Cerita ramayana ti bahasa sunda > download. obVf. Mahabarata adalah sebuah karya sastra kuno yang konon ditulis oleh Bhagawan Byasa atau Wyasa dari India. Buku ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa. Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi. Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka, seratus orang Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di Kurukshetra dan pertempuran tersebut berlangsung selama delapan belas hari. Ringkasan Cerita Mahabarata Kisah Mahabharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta dengan Sakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan Bagawan Kanwa, kemudian menurunkan Sang Bharata. Sang Bharata menurunkan Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Sang Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra. Sang Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, leluhur Pandawa dan Kurawa Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan 7 anak, akan tetapi semua ditenggelamkan ke laut Gangga oleh Dewi Gangga dengan alasan semua sudah terkena kutukan. Akan tetapi kemudian anak ke 8 bisa diselamatkan oleh Prabu Santanu yang diberi nama Dewabrata. Kemudian Dewi Ganggapun pergi meninggalkan Prabu Santanu. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan bhishan pratigya yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda. Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citranggada dan Wicitrawirya. Demi kebahagiaan adik-adiknya, Bisma pergi ke Kerajaan Kasi dan memenangkan sayembara sehingga berhasil membawa pulang tiga orang puteri bernama Amba, Ambika, dan Ambalika, untuk dinikahkan kepada adik-adiknya. Karena Citranggada wafat, maka Ambika dan Ambalika menikah dengan Wicitrawirya, sedangkan Amba mencintai Bisma namun Bisma menolak cintanya karena terikat oleh sumpah bahwa ia tidak akan kawin seumur hidup. Demi usaha untuk menjauhkan Amba dari dirinya, tanpa sengaja ia menembakkan panah menembus dada Amba. Atas kematian itu, Bisma diberitahu bahwa kelak Amba bereinkarnasi menjadi seorang pangeran yang memiliki sifat kewanitaan, yaitu putera Raja Drupada yang bernama Srikandi. Kalau versi Jawa, Srikandi adalah seorang wanita sejati Kelak kematiannya juga berada di tangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Citranggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Satyawati mengirim kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika untuk menemui Resi Byasa, sebab Sang Resi dipanggil untuk mengadakan suatu upacara bagi mereka agar memperoleh keturunan. Satyawati menyuruh Ambika agar menemui Resi Byasa di ruang upacara. Setelah Ambika memasuki ruangan upacara, ia melihat wajah Sang Resi sangat dahsyat dengan mata yang menyala-nyala. Hal itu membuatnya menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, maka anaknya terlahir buta. Anak tersebut adalah Drestarastra. Kemudian Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta Drestarastra seperti yang telah dilakukan Ambika Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan Byasa yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu putranya, ayah para Pandawa, terlahir pucat. Drestarastra dan Pandu mempunyai saudara tiri yang bernama Widura. Widura merupakan anak dari Resi Byasa dengan seorang dayang Satyawati yang bernama Datri. Pada saat upacara dilangsungkan dia lari keluar kamar dan akhirnya terjatuh sehingga Widura pun lahir dengan kondisi pincang kakinya. Dikarenakan Drestarastra terlahir buta maka tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Pandu menikahi Dewi Kunti,kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Dewi Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan kutukan bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta. Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Atas bantuan mantra yang pernah diberikan oleh Resi Druwasa maka Dewi Kunti bisa memanggil para dewa untuk kemudian mendapatkan putra. Pertama kali mencoba mantra tersebut datanglah Batara Surya, tak lama kemudian Kunti mengandung dan melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Karna. Tetapi Karna kemudian dilarung kelaut dan dirawat oleh Kurawa, sehingga nanti pada saat perang Bharatayudha, Karna memihak kepada Kurawa. Kemudian atas permintaan Pandu, Kunti mencoba mantra itu lagi, Batara Guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira, setahun kemudian Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, Batara Guru juga mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Arjuna dan yang terakhir Batara Aswan dan Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Dewi Gendari, dan memiliki sembilan puluh sembilan orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Kurawa. Pandawa dan Kurawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Kurawa khususnya Duryudana bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Kurawa, yaitu Drestarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sengkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryudana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa Pada suatu ketika, Duryudana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryudana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa bisa diselamatkan oleh Bima yang telah diberitahu oleh Widura akan kelicikan Kurawa sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. diceritakan dalam lakon Bale Sigala-gala Di hutan tersebut Bima bertemu dengan raksasa bernama Arimba yang ingin membalas dendam kematian Ayahnya yaitu Arimbaka dalam pedalangan Jawa disebut Trembaka, Bima unggul dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu raseksi Hidimbi atau Arimbi yang jatuh hati pada Bima. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca. Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Pancala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi Drupadi. Adipati Karna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Drupadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana. Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan Nakula Sadewa memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara. Drupadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Dalam Pedalangan Jawa Drupadi hanya menjadi istri Yudistira / Puntadewa seorang. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan Kurawa. Kurawa memerintah Kerajaan Kuru induk pusat dengan ibukota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibukota Indraprastha. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah Duryudana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Drupadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryudana mengundang Yudistira untuk main dadu, ini atas ide dari Arya Sengkuni. Pada saat permainan dadu, Duryudana diwakili oleh Sengkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Drupadi dijadikan taruhan. Akhirnya Yudistira kalah dan Drupadi diminta untuk hadir di arena judi karena sudah menjadi milik Duryudana. Duryudana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Drupadi, namun Drupadi menolak. Setelah gagal, Duryudana menyuruh Dursasana adiknya, untuk menjemput Drupadi. Drupadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun Drupadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Drupadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Sri Kresna yang melihat Dropadi dalam bahaya. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha. Drupadi yang merasa malu dan tersinggung oleh sikap Dursasana bersumpah tidak akan menggelung rambutnya sebelum dikramasi dengan darah Dursasana. Bima pun bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, Drestarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. Duryudana yang merasa kecewa karena Drestarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryudana. Namun Duryudana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Wangsa Yadawa, Kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya Drupada, Setyaki, Drestadjumna, Srikandi, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryudana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Kurawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Kurawa. Kurawa dibantu oleh Resi Dorna dan putranya Aswatama, kakak ipar para Kurawa yaitu Jayadrata, serta guru Krepa, Kertawarma, Salya, Sudaksina, Burisrawa, Bahlika, Sengkuni, Karna, dan masih banyak lagi. Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnya Abimanyu, Durna, Karna, Bisma, Gatotkaca, Irawan, Prabu Matswapati dan puteranya Raden Seta, Raden Utara, Raden Wratsangka, Bhogadatta, Sengkuni, dan masih banyak lagi. Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari pertempuran, mereka adalah Lima Pandawa,Yuyutsu, Setyaki, Aswatama, Krepa dan Kartamarma. Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura bergelar Prabu Kalimataya Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Drupadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. Diceritakan dalam kisah Pandawa Seda Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama Bhamustiman dan memiliki putera bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura. Berikut beberapa lakon pewayangan Jawa Mahabharata Gandamana Luweng Babad Alas Wanamarta Kelahiran Antareja Gatotkaca Lahir Arjuna Wiwaha Abimanyu Lahir Wisanggeni Lahir Sitija Takon Bapa Rebut Kikis Tunggarana Samba Juwing Semar Gugat Petruk Dadi Ratu Nakula Sadewa Lahir Pandu Swargo Semar Kuning Semar Mantu Gandamana Luweng Kangsa Adu Jago Irawan Maling Gatotkaca Winisuda Brajadenta Mbalela Sunda Carita wayang nyaéta carita anu sok dilalakonkeun dina pagelaran wayang anu dipaénkeun ku dalang. Carita wayang kaasup kana karya sastra wangun prosa. Wayang nyaéta sarupa jejelemaan anu dijieun tina kulit atawa kai, nu diibaratkeun tokoh nu dilalakonkeun dina carita wayang. Carita wayang téh asalna ti India. Anu nyoko kana babon sumber kitab Mahabarata jeung Ramayana. Carita Mahabarata dianggit/ditulis ku Wiyasa. Dina carita Mahabarata nu nyekel kaadilan téh Pandawa, sedengkeun anu murka nyaéta Kurawa. Carita Ramayana dianggit ku Walmiki. Dina carita Ramayana nu nyekel kaadilanna Batara Rama, sedengkeun anu murkana Prabu Rahwana atawa Dasamuka. Ngawayang hartina magelarkeun atawa ngalalakonkeun carita wayang sarta dipirig/ diiringi ku gamelan. Dina carita wayang aya istilah kakawén, murwa, nyandra, suluk, garap, jeung antawacana - Kakawén asalna tina kecap kakawian nyaéta lagu dina basa Kawi nu sok dihaleuangkeun ku dalang. - Murwa nyaéta dalang ngamimitian ngawayang. - Nyandra nyaéta nataan wayang nu keur dipaénkeun. - Garap nyaéta cara ngigel atawa merangkeun wayang. - Antawacana nyaéta caritaan dalang. - Suluk nyaéta ngagambarkeun hiji hal ku cara dihaleuangkeun/ dinyanyikeun ku dalang. Indonesia Cerita wayang adalah cerita yang selalu ditampilkan dalam pertunjukan wayang kulit yang dibawakan oleh seorang dalang. Cerita wayang termasuk dalam karya sastra berbentuk prosa. Wayang adalah serupa orang yang terbuat dari kulit atau kayu, yang diibaratkan dengan tokoh-tokoh dalam cerita wayang. Cerita wayang berasal dari India. Yang mengadopsi babon sumber dari Mahabharata dan Ramayana. Cerita Mahabharata yang ditulis / ditulis oleh Wiyasa. Dalam cerita Mahabharata yang memegang keadilan adalah Pandawa, sedangkan yang marah adalah Kurawa. Kisah Ramayana diceritakan oleh Walmiki. Dalam kisah Ramayana yang memegang keadilan Batara Rama, sedangkan Raja Rahwana atau Dasamuka yang marah. Wayang kulit artinya memainkan atau mementaskan cerita wayang dengan diiringi / diiringi oleh gamelan. Dalam cerita wayang ada istilah kakawen, murwa, nyandra, suluk, garap, dan antawacana - Kakawen berasal dari kata kakawian yaitu lagu dalam bahasa Kawi yang selalu dinyanyikan oleh dalangnya. - Murwa adalah dalang untuk mulai syuting. - Nyandra adalah pertunjukan wayang golek yang sedang dimainkan. - Bekerja adalah dengan cara menggigit atau melawan boneka. - Antawacana adalah cerita dalang. - Suluk adalah representasi dari sesuatu dengan digerakkan / dinyanyikan oleh dalang. CARITA WAYANG RAMAYANA BAHASA SUNDAAssalamualaikum wr wbTerimakasih sudah berkunjung ke halaman blog datang di Perkenalkan blog ini berisi materi-materi pelajaran bahasa Sunda yang dikemas dalam media audio-visual untuk memberikan kesan belajar yang menyenangkan, mudah dipahami, dan memberikan banyak informasi baru kepada pengunjung. Tidak hanya blog saja, pun memiliki youtube channel, yang berisi video-video edukasi mengenai pembelajaran bahasa Sunda. Kalian bisa kunjungi youtube channel dengan klik link di bawah ada pertanyaan seputar CARITA WAYANG RAMAYANA BAHASA SUNDA yang kurang dipahami, kalian bisa memberikan komentar, silahkan jangan ragu untuk mengisi kolom komentar di dengan adanya blog ini bisa memberikan manfaat bagi kalian belajar CARITA WAYANG RAMAYANA BAHASA SUNDA. Kacarioskeun Rama anu nuju mileuweungan, disarengan ku istrina, Déwi Sinta, sareng raina, Lasmana. Di hiji leuweung, Déwi Sinta kapincut ku hiji kijang Kidang Kancana. Padahal éta téh kijang kajajadén, supados Rama sareng Lasmana bongoh. Kijang téh siga anu lindeuk, tapi barang badé ditéwak ngejat. Kitu jeung kitu baé, dugi ka Rama téh tebih ti Déwi Sinta. Teu lami, kakuping ku Déwi Sinta sareng Lasmana nu tulung-tulungan sapertos sora Rama. Kawitna Lasmana henteu ngandel kana éta sora téh, margi anjeunna percanten kana kasaktén rakana. Namung Déwi Sinta maksa supados Lasmana milari éta sora, nepi ka kedal kekecapan anu nyentug kana manah Lasmana. Bari nalangsa, Lasmana milari éta sora, ngantunkeun Déwi Sinta sorangan. Teu lami, torojol aki-aki kundang iteuk maké pakéan pandita, nyampeurkeun ka Déwi Sinta. Déwi Sinta diolo supaya kaluar tina kalang buleud nu tos diparancahan ku Lasmana. Déwi Sinta kagoda. Kaluar tina kalang. Dadak sakala aki-aki téh robah wujud jadi Rahwana, raja murka ti Aléngka. Déwi Sinta diiwat tuluy dibawa ngapung ku Prabu Rahwana. Déwi Sinta tulung-tulungan, kadéngéeun ku Jatayu, manuk galudra sobat Prabu Dréstarata. Prabu Rahwana diperangan, tapi Jatayu éléh jajatén. Kacarioskeun Rama anu nuju ngungudag kidang kancana téa. Teras baé mulih ka tempat asal tadi. Kacida kagétna waktos uninga, Déwi Sinta tos teu aya. Teu lami sumping Lasmana. Sami kagét sareng rakana. Rama mariksa ka Lasmana ngeunaan Déwi Sinta. Ku Lasmana dicarioskeun satarabasna, pangna anjeunna ninggalkeun Déwi Sinta. Teg baé atuh, duanana curiga yén Déwi Sinta téh aya nu nyandak kabur. Teras baé neraskeun lalampahanana, milariaan Déwi Sinta téa. Di satengahing perjalanan, tepang sareng Jatayu, anu tatu parna urut gelut jeung Rahwana téa. Ti Jatayu kenging raratan, henteu lepat, Déwi Sinta téh aya nu ngiwat. Ari nu ngiwatna Prabu Rahwana ti Aléngkadirja. Saparantos ngawartosan Rama, hos baé Jatayu téh rubuh sapisan. Ti dinya Rama sareng Lasmana neraskeun lalampahanana. Tepang sareng Sugriwa, raja wanara, anu karajaanana dijabel ku Subali. Rama ngabantosan Sugriwa ngarebut deui karajaanana. Saluyu jeung jangji tadi, Sugriwa katut balatentara monyétna, ngabantuan Rama ngarurug Aléngka sarta ngarebut Déwi Sinta. Balatentara monyét dipingpin ku parasenapati ahli perang, di antarana Anoman, Anggada, Anila, jeung Kapi Jembawan Rama katut pasukanana ngababakan di wewengkon anu paeunteung-eunteung jeung Nagara Aléngka, kahalangan ku laut. Ti dinya Anoman diutus pikeun mubus ka Aléngka, sakalian ngalongok kaayaan Déwi Sinta. Minangka tandana utusan, Anoman mawa cingcin Rama. Kalayan rerencepan, Anoman bisa asup ka Aléngkadirja. Bisa nepungan Déwi Sinta. Anoman némbongkeun cingcin Rama ka Déwi Sinta, ari Déwi Sinta ngintunkeun serat ka Rama. Ti dinya Anoman ngaburak-barik Karaton Aléngka. Nénjo kitu, Anoman dikepung wakul buaya mangap. Taya nu bisa néwak Anoman. Antukna beunang kajiret ku pakarang Indrajit, salasaurang anak Rahwana. Anoman dibanda sarta terus dibawa ka alunalun. Di dinya Anoman diduruk. Tapi Anoman teu busik bulu salambar. Malah bisa leupas tina borogod. Buntutna dipaké sumbu hurung ngabebela, terus luluncatan dina suhunan Karaton Aléngka. Karaton Aléngka kahuruan. Ari Anoman biur ngapung balik deui ka tempatna mangkalan. Terus nepungan Rama, nyaritakeun sagala rupa lalampahanana katut kaayaan Déwi Sinta di Aléngkadirja. Kitu deui surat ti Déwi Sinta dipasrahkeun ka Rama. Pikeun ngarurug Aléngka, Rama jeung balad-baladna kudu nyieun bendungan pikeun meuntasna. Kalawan dibantuan ku nu ngawasa sagara, éta bendungan téh jadi. Aléngka dirurug sarta balad Rama unggul. Rahwana perlaya dipanah ku Rama. Nagara Aléngka dipasrahkeun ka Wibisana, adi Rahwana anu biluk ka Rama. Rama, Sinta, katut Lasmana marulih deui ka Ayodya. Barata masrahkeun deui karajaan ka nu kagungan hakna nyaéta Rama.Basa Sunda Urang Pikeun Murid SMA/SMK/MA/MAK Kelas XII, Penerbit Geger Sunten, Medal Taun 2017, Kaca 35-36 LATIHAN SOAL Saha waé nu marengan Rama mileuleuweungan téh?Basa nuju mileuweungan, Déwi Sinta jadi nebihan Rama. Naon nu jadi sababna?Ari nu jadi aki-aki kundang iteuk téh saha téa? Geuning bet maké pakéan pandita? Naon maksudna?Ari Jatayu téh saha téa jeung kumaha nasibna sabada nulungan Déwi Sinta?Saha anu ngaburak-barik nagara Aléngkadirja nepi ka jadi lautan seuneu? Kumaha nasib Anoman basa kajiret ku pakarang Indrajit?Kumaha carana sangkan Rama jeung balad-baladna bisa ngarurug nagara Aléngkadirja anu aya peuntaseun laut?Saha baé nu mantuan Rama ngarebut deui karajaanana? Naon sababna Sugriwa bet mantuan Rama?Naon sababna Karaton Aléngka bet kahuruan?Naon baé tarékah nu dipilampah ku Rama sabalad-balad pikeun ngarurug Aléngka? Kumaha pamustunganana?Pék caritakeun deui ku basa sorangan eusi carita di luhur! KUNCI JAWABAN Bagaimana??? Penjelasan mengenai materi di atas dapat dipahami dengan baik??? jika masih belum paham, kalian bisa memberikan pertanyaan dengan mengisi komentar di bawah atau bisa juga mengunjungi postingan mengenai CARITA WAYANG RAMAYANA BAHASA SUNDA lainnya atau langsung cari saja keyword materi yang kalian cari di bawah ini LINK KUMPULAN MATERI CARITA WAYANG SUNDA LENGKAP 15+ KUMPULAN CONTOH CARITA WAYANG SUNDA LENGKAP 50+ KUMPULAN SOAL CARITA WAYANG SUNDA LENGKAP Jika blog ini bisa memberikan banyak manfaat, jangan lupa untuk dukung blog ini dengan cara like, comment, dan share ke teman-teman lupa untuk bergabung dalam group belajar bahasa Sunda husus siswa se-Jabar, dengan klik link di bawah iniWHATSAPPTELEGRAMLINEFACEBOOKINSTAGRAMYOUTUBEMari kita sama-sama bangun blog ini supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi kalian BUKU SUMBERBUKU RANCAGE DIAJAR BASA SUNDABUKU PANGGELAR BASA SUNDABUKU CAHARA BASABUKU RANCAGÉ DIAJAR BASA SUNDABUKU BASA SUNDA URANGBUKU PAMEKAR DIAJAR BASA SUNDABUKU SIMPAY BASA SUNDABUKU GAPURA BASABUKU WIWAHA BASABUKU PRASADA BASAMODUL PANGAJARAN BASA SUNDAMODUL PPG BASA SUNDA GOOGLE TRANSLATE Perhatian! materi ini diter Perhatian! materi ini diterjemahkan oleh mesin penterjemah google translate tanpa adanya post editting, sehingga ketepatan dalam terjemahan masih buruk dan perlu dikembangkan dari fitur terjemahan ini untuk pengunjunga yang kesulitan memahami materi dan tidak sama sekali mengerti bahasa Sunda atau teman-teman pelajar dari luar Jawa Barat yang sedang belajar bahasa Sunda, fitur terjemahan ini bisa digunakan namun tidak 100% akurat, akan tetapi garis besarnya bisa diambil, daripada tidak mengerti mudah-mudahan admin punya waktu sehingga bisa mengoptimalkan fitur terjemahannya sendiri, dengan begitu pengunjung bisa mempelajari materi dalam bahasa Indonesia. MATERI CERITA WAYANG SUNDA A. PENGERTIAN CERITA WAYANG Wayang adalah kisah yang selalu ditampilkan dalam pertunjukan boneka, berasal dari India, dengan babonna sumber Ramayana oleh Walmiki dan Mahabarata oleh Wiyasa Viyasa.Menurut kamus Danadibrata, wayang adalah asal dari kata shadow bayangan. Arti dari jalur imajiner diperkirakan dari fondasi orang-orang, baik kelahiran maupun batin, diwujudkan dalam peta boneka dan dilakukan oleh seorang dalang sambil diiringi oleh dari india. Masukkan kami bersama dengan masuknya agama Hindu. Oleh parawali digunakan media untuk menyebarkan Islam. Di Tatar, boneka pertama kali disebarkan secara lisan, dengan kecepatan penulisan dalam naskah kuno dan pidato. Pertama ada pertunjukan wayang kulit pengaruh dari Jawa, kemudian kami menciptakan wayang golek lingkaran yang populer dan kemudian menikmatinya hingga hari ini. CARITA WAYANG RAMAYANA BAHASA SUNDA RamayanaKonon, Rama pergi ke hutan ditemani istrinya, Dewi Sinta, dan ayahnya, Lasmana. Di sebuah hutan, Dewi Sinta tertarik dengan seekor rusa Kidang Kancana. Padahal yang terjadi adalah rusa, sehingga Rama dan Lasmana kehilangan tempat tinggal. Rusa seperti rusa, tetapi segala sesuatunya akan tertangkap menguap. Fulan, sampai Ayah jauh dari Dewi Cinta. Tak lama kemudian, ia didengar oleh Dewi Sinta dan Lasmana yang turut menyukai suara Rama. Sebelumnya Lasmana tidak percaya pada suara tersebut, karena dia percaya pada kekuatan teman-temannya. Hanya Dewi Sinta yang memaksa Lasmana untuk mencari suara tersebut, hingga kata-kata tersebut menyentuh hati Lasmana. Sambil menderita, Lasmana mencari suara itu sambil membimbing Dewi Sinta sendiri. Tak lama kemudian, tongkat torojol aki-aki kundang memakai baju pendeta, ditujukan kepada Dewi Sinta. Dewi Sinta diolo untuk keluar dari ring bundar yang telah dibongkar oleh Lasmana. Dewi Sinta kagoda. Keluar dari lingkaran. Tiba-tiba aki-aki tersebut menjelma menjadi Rahwana, raja Aléngka yang pemarah. Dewi Sinta dibunuh dan dibawa pergi oleh Raja Rahwana. Bantuan Dewi Sinta, didengar oleh Jatayu, sahabat burung galudra Prabu Dréstarata. Prabu Rahwana dikalahkan, tetapi Jatayu kehilangan pekerjaannya. Beritahu Bapa bahwa Anda mengejar rusa bersama Anda. Kemudian dia kembali ke tempat asalnya. Sangat mengherankan ketika mendengar, Dewi Sinta telah tiada. Segera datang Lasmana. Kejutan yang sama dengan rekannya. Ayah memeriksa ke Lasmana tentang Dewi Sinta. Oleh Lasmana yang diceritakan tetangganya, ia meninggalkan Dewi Sinta. Tag orang yang saya lakukan, keduanya curiga bahwa Dewi Sinta ada di sana untuk mengambil. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya mencari Dewi Sinta. Di tengah perjalanan, saya bertemu dengan Jatayu yang terluka parah saat berkelahi dengan Rahwana. Dari Jatayu hingga raratan, tidak salah, Dewi Sinta ada di sana untuk menggigit. Ari yang membunuh Prabu Rahwana dari Alengkadirja. Setelah memberi tahu Rama, tuan rumah Jatayu pingsan sekali. Dari situ Rama dan Lasmana melanjutkan perjalanannya. Bertemu dengan Sugriwa, raja Wanara, yang kerajaannya digulingkan oleh Subali. Ayahnya membantu Sugriwa mendapatkan kembali kerajaannya. Sesuai dengan janji sebelumnya, Sugriwa dan pasukan kera membantu Rama mengalahkan Aléngka dan menangkap Dewi Sinta. Tentara kera dipimpin oleh panglima perang, termasuk Anoman, Anggada, Anila, dan Kapi Jembawan Ayah dan pasukannya berkeliaran di daerah yang mencerminkan Negara Alengka, terhalang oleh laut. Dari sana Anoman dikirim ke mubus ke Aléngka, sering mengunjungi negara Dewi Sinta. Sebagai tanda pembawa pesan, Anoman membawa cincin Rama. Dengan resepnya, Anoman bisa memasukkan Alengkadirja. Bisa bertemu Dewi Sinta. Anoman menunjukkan cincin Rama kepada Dewi Sinta, sedangkan Dewi Sinta mengirimkan surat kepada Rama. Dari sana Anoman membubarkan Istana Aléngka. Namun, Anoman dikepung buaya. Tidak ada yang bisa menangkap Anoman. Akhirnya ia ditangkap dengan senjata Indrajit, salah satu anak Rahwana. Anoman ditangkap dan dibawa ke Alunalun. Di sana Anoman dibakar. Tapi Anoman tidak menyisir rambutnya. Ia bahkan bisa menghilangkan borogod. Ekornya digunakan sebagai poros untuk bertahan, kemudian meloncat di setting Istana Alengka. Istana Aléngka sedang terbakar. Ari Anoman biur terbang kembali ke tempat peristirahatannya. Terus bertemu Rama, menceritakan berbagai perjalanan dan keadaan Dewi Sinta di Alengkadirja. Maka kembali surat dari Dewi Sinta diserahkan kepada Rama. Untuk menjatuhkan Aléngka, Rama dan baladanya harus membangun bendungan untuk diseberangi. Dengan bantuan otoritas kelautan, bendungan itu jadi. Alengka jatuh dan balada Rama menang. Rahwana perlaya ditembak oleh Rama. Nagara Aléngka diserahkan kepada Wibisana, adik Rahwana yang menikah dengan Rama. Rama, Sinta, dan Lasmana kembali ke Ayodya. Barata menyerahkan kerajaan kepada orang yang memiliki hak adalah Rama. Siapa dengan Bapak hutan?Ketika mereka pergi ke hutan, Dewi Sinta menjadi Rama. Apa penyebabnya?Hari dimana batere kundang stick itu siapa? Apakah Anda bertaruh untuk mengenakan gaun pendeta? Apa poin utama yang menarik?Ari Jatayu adalah siapa dirinya dan bagaimana nasibnya saat membantu Dewi Sinta?Siapakah yang memencarkan negeri Alengkadirja menjadi lautan api? Apa yang terjadi dengan Anoman saat dia tertangkap dengan senjata Indrajit?Bagaimana Rama dan baladanya bisa menyerbu negeri Alengkadirja yang berada di seberang lautan?Siapa yang membantu Bapa mendapatkan kembali kerajaannya? Apa alasan Sugriwa bertaruh untuk membantu Rama?Apa alasan Istana Aléngka terbakar?Apa rencana Bapak Balada untuk mengalahkan Aléngka? Apa akhirnya?Kemas ulang dalam bahasa Anda sendiri isi cerita di atas!